NOSTALGIA: CINTA BERSERAK ASA

 


Judul Buku: NOSTALGIA: CINTA BERSERAK ASA

Penulis: Hermita, Sofyan Efendi, Srisulistya Ningsih, Hesti Fitra, Ayuanda Fitri, Dalfian, Yulietra, Zaharni, Julaili, Fella Aggelia Risti S, Qori Sucita Merawati,

Epi Marlina

Penyunting: Feni Efendi

Tata Letak: Hermita, S.Pd

Desain Sampul: Epi Marlina, S.Pd

                 

                 

 

Diterbitkan oleh:

Penerbit Fahmi Karya

Anggota IKAPI No. 047/SBA/2024               

Jl. Gunung Bungsu RT 01/RW 02, Sumur Cindai

Kelurahan Tiakar, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat 26231

HP/WA      : 081377856115

Email         : penerbitfahmikarya@gmail.com

Website    : www.penerbitfahmikarya.com 

 

 

ISBN

Cetakan Pertama, Desember 2025

viii + 82 hlm: 14,8 x 21 cm

Font Candara, 1,5 Spasi, Size 11

 

SINOPSIS

        Selamat datang di ruang kenangan. "Nostalgia: Cinta Berserak Asa" bukanlah sekadar kumpulan catatan; ia adalah sebuah tulisan emosional yang merangkum pahit manisnya perjalanan hati yang pernah mencintai, kehilangan, dan kemudian mencoba menemukan kembali makna dari semua yang tersisa. Buku ini lahir dari perenungan mendalam tentang bagaimana masa lalu membentuk kita, dan bagaimana cinta—meski sering kali meninggalkan serpihan—juga menyisakan benih harapan.

        Setiap lembar dalam buku ini adalah representasi dari fragmen-fragmen kehidupan yang akrab bagi kita semua: getaran pertama jatuh cinta, kekecewaan yang mengiris, perpisahan yang tak terhindarkan, dan perjuangan sunyi untuk bangkit dari puing-puing asmara. Penulis percaya bahwa nostalgia memiliki dua sisi mata uang: satu sisi adalah kesedihan karena kenangan yang tak bisa kembali, dan sisi lainnya adalah kekuatan yang diperoleh dari pelajaran yang pernah kita alami. Melalui narasi ini, pembaca diajak menyelami kontradiksi indah tersebut.

        Judul Nostalgia: Cinta Berserak Asa sendiri menjadi inti filosofi buku ini. Penulis mengakui bahwa cinta sejati sering kali tidak berakhir bahagia seperti dongeng; ia bisa saja berserak atau hancur menjadi kepingan-kepingan yang sulit disatukan. Namun, di antara serakan tersebut, selalu ada secercah asa—harapan yang menolak padam. Harapan bahwa penyembuhan itu mungkin, bahwa babak baru menanti, dan bahwa kenangan pahit pun bisa diubah menjadi kekuatan pendorong.

        Proses penulisan buku ini merupakan perjalanan rekoleksi yang intens. Penulis menggali sudut-sudut terdalam dari memori, menelusuri kembali surat-surat lama, foto-foto usang, dan lagu-lagu yang pernah menjadi saksi bisu janji-janji yang tak terpenuhi. Tujuan utama penulis adalah untuk menghadirkan kejujuran yang mentah, sebuah cermin yang merefleksikan pengalaman universal manusia dalam menghadapi kompleksitas hubungan dan perasaan.

 

 

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url