Pendidikan Islam Klasik: Periode Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin
Judul Buku: Pendidikan Islam Klasik: Periode Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin
Penulis: Wili Widianesi, S.Pd.I., Hayatul Khairi, S.Pd., Rizki Wahyudi, S.Pd.,
Anton Rohmat Basuki, S.Pd., Dr. Hidayani Syam, M.Pd
Editor: Dr. Hidayani Syam, M.Pd
Tata Letak: Hayatul Khairi, S.Pd
Desain Sampul: Rizki Wahyudi, S.Pd
Diterbitkan oleh:
Penerbit Fahmi Karya
Anggota IKAPI No. 047/SBA/2024
Jl. Gunung Bungsu RT 01/RW 02, Sumur Cindai
Kelurahan Tiakar, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat 26231
HP/WA : 081377856115
Email : penerbitfahmikarya@gmail.com
Website : www.penerbitfahmikarya.com
ISBN
Cetakan Pertama, Desember 2025
viii + 116 hlm: 15,5 x 23 cm
Front CAMRIA, 1,15 Spasi, Size 11
SINOPSIS
Buku yang ada di hadapan pembaca ini berjudul Pendidikan Islam Klasik: Periode Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin, merupakan sebuah upaya untuk menelusuri kembali akar dan landasan historis sistem pendidikan dalam peradaban Islam. Penulis merasa terpanggil untuk menyajikan periode emas ini—masa kenabian Muhammad SAW dan era Khulafaur Rasyidin—bukan sekadar sebagai rangkaian peristiwa sejarah, tetapi sebagai cetak biru pendidikan yang bersifat transformatif, mengintegrasikan wahyu, akal, dan praktik sosial. Harapan penulis, buku ini dapat menjembatani pemahaman antara idealisme ajaran Islam dengan implementasi praktisnya di masa kini.
Periode Rasulullah SAW menjadi titik sentral yang tak tergantikan. Di sinilah pendidikan pertama kali diinisiasi, bermula dari rumah-rumah sederhana seperti Darul Arqam, hingga kemudian meluas ke masjid. Proses belajar-mengajar yang berlangsung tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan Al-Qur'an dan Sunnah, tetapi lebih fundamental, yakni pada pembentukan karakter (tarbiyah), pemurnian jiwa (tazkiyah), dan pelatihan kepemimpinan (siyasah). Sosok Rasulullah sendiri adalah kurikulum hidup yang mengajarkan dengan teladan, menunjukkan bahwa pendidikan sejati adalah proses internalisasi nilai yang menghasilkan amal nyata.
Transisi kepemimpinan kepada Khulafaur Rasyidin—Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib—menandai fase ekspansi dan pelembagaan pendidikan. Meskipun fondasi telah diletakkan, para Khalifah menghadapi tantangan baru seiring meluasnya wilayah Islam, dari Semenanjung Arabia hingga Syam, Persia, dan Mesir. Pendidikan tidak lagi hanya bersifat sentralistik di Madinah, tetapi harus didesentralisasikan. Ini mendorong munculnya para guru dan qari’ ke berbagai daerah, serta kebijakan penting seperti standarisasi mushaf Al-Qur'an dan pengangkatan guru-guru secara resmi.
Dalam buku ini, penulis mengulas secara mendalam berbagai aspek kunci dari sistem pendidikan klasik tersebut. Mulai dari tujuan pendidikan yang berorientasi pada ketakwaan dan pengabdian umat, metodologi pengajaran yang beragam—termasuk dialog, ceramah, dan praktik lapangan—hingga institusi pendidikan informal dan formal pertama yang dikembangkan. Penulis juga menyoroti peran sentral masjid sebagai pusat peradaban dan universitas pertama, tempat ilmu-ilmu keagamaan, bahasa, dan bahkan ilmu administrasi diajarkan kepada generasi awal.
